Jumat, 02 Mei 2014

Teman Datang dan Pergi. Haruskah?

Ditulis Oleh :

Rodlial Ramdhan Tackbir Abubakar
di Sukamenak Indah
Jumat, 02 Mei 2014 pukul 19.17

Seusai menunaikan ibadah shalat maghrib, tanpa sengaja saya membuka halaman catatan saya yang ada di facebook. setelah beberapa menit terbuka, tanpa sadar terlihat banyaknya catatan-catatan motivasi, artikel, juga kisah-kisah inspiratif baik itu yang saya buat sendiri ataupun hanya sekedar copy paste dari fanspage ataupun website lain.  serasa nostalgia rasanya ketika tau bahwa ternyata kurang lebih 4 tahun lamanya facebook telah saya gunakan. begitu banyak kenangan, begitu banyak pelajaran yang saya dapatkan, begitu banyak perdebatan, begitu banyak perpisahan, dan juga saya menyadari begitu banyak juga teman yang datang dan pergi.

menikmati setiap momen pertemuan!! itulah yang seharusnya saya, atau kita lakukan.. karena kita tidak pernah tau kapan kita akan berpisah dengan sahabat yang udah kaya saudara sendiri, dan kita juga ga akan pernah tau kapan kita tiba di persimpangan jalan untuk menentukan pilihan jalan masing-masing. dan ketika perpisahan itu benar-benar terjadi kita harus yakin dan menyadari bahwa segala apa yang ada di dunia ini adalah fana, tidak ada yang selamanya.

Pertemanan memang suatu hal yang menjadi bumbu sedap dalam kehidupan sosial kita. Ketika bumbu tersebut sudah tidak cocok lagi dengan kehidupan sosial yang akan kita jalani, dan bahkan setelah beragam percobaan usaha maksimal tetap tidak cocok, mungkin memang sudah saatnya kita mengganti bumbu tersebut. Kecuali jika kita ingin menghasilkan kehidupan sosial dengan rasa yang aneh dan hampir tidak mungkin untuk dinikmati. hal ini bukan berarti kita harus meninggalkan pertemanan, tetapi ada suatu masa dimana kita akan memilih jalan kehidupan yang berbeda dan menemukan bumbu baru (pertemanan) didalam jalan hidup baru yang akan kita jalani nantinya.

Lagi pula terkadang waktu untuk bersama-sama sudah berakhir. Setiap pihak yang selama ini terlibat bersama sudah tiba pada sebuah persimpangan dan masing-masing pihak harus mengambil jalur yang berbeda. Ketika kita enggan untuk saling melepaskan, kita malah akan terhambat dan berkutat terus-menerus di persimpangan tersebut yang menyebabkan kita tidak bisa lagi meneruskan perjalanan kita untuk terus belajar berkembang menjadi individu yang lebih baik dalam hidup ini.

saya selalu ingat sebuah adagium mengenai pertemanan yang selalu saya ingat sampai saat ini. bahwa :
seribu teman akan datang dikala sedang suka, tetapi
satu sahabat akan datang dikala kita duka/ bersedih.

Terima Kasih untuk semua teman yang telah datang dan pergi di kehidupanku.. jika memang jalinan pertemanan masih dapat dipertahankan, saya bersyukur. Jika memang jalinan tersebut harus terputus dan kita memilih jalan yang berbeda, saya pun bersyukur. Saya tetap akan menyimpan dan mensyukuri setiap momen yang telah kita lalui bersama karena saya yakin momen apapun itu yang telah kita lalui bersama pastilah memberikan pelajaran tersendiri bagi diri kami masing-masing. Pada titik dimana saya harus melepaskan kedekatan yang ada, maka dengan keikhlasan kedekatan itu pun saya lepaskan. Tanpa penyesalan..

Special for : Braincool, Rascal, UKS SMPN 1 Margahayu, Teman-teman KKM Sukaratu, Teman TK, Teman SD, Teman SMP, dan semua teman yang pernah hadir di kehidupan yang saya jalani..

Selesai pada : Jumat, 02 Mei 2014 Pukul 20.28

Menunggu Inspirasi? Atau Menyapa Inspirasi?

Oleh Rodlial Ramdhan T.A.

Ditulis pada hari rabu 16 April 2014 pukul 12.46 di kosan al-barokah kamar 3.



Pagi ini saya terbangun dengan keadaan badan yang kurang fit, namun itu tidak menjadikan alasan saya untuk hanya tertidur di kasur dan tidak melakukan apa-apa hari ini..



Setelah bergegas bangun dan bersiap untuk melakukan serangkaian aktivitas, saya duduk sebentar dan berfikir sejenak. Apa yang akan saya lakukan hari ini? Secara mahasiswa tingkat akhir gitu yg penuh dengan waktu lapang. mgkin sbgian mahasiswa lain mngisinya dengan brbagai aktivitas yg menghasilkan manfaat, sbgian lg mengisi brbagai aktivitas dgn bermalas2an, dan sbgian mahasiswa yg lain berniat utk melakukan kegiatan bermanfaat namun menjadi bingung dikala inspirasi untuk melakukan kegiatan bermanfaat itu tak kunjung datang (termasuk saya).



Dari sinilah timbul pertanyaan, apakah kita harus senantiasa menunggu inspirasi? Ataukah kita yang harus datang, mencari, dan menyapa inspirasi itu? Inspirasi kadang datang disaat yang tidak terduga. ketika kita sedang sendiri, Ketika kita dalam keramaian, atau bahkan ketika kita di kamar mandi sekalipun inspirasi itu bisa saja tiba2 datang. Namun itu tidaklah menjadi alasan untuk kita senantiasa menunggu inspirasi. Karena bagaimana mungkin inspirasi akan selalu datang disaat kita hanya berdiam diri dan bermalas-malasan?



Tidak kawan, nampaknya kita sendirilah yang harus menyapa inspirasi itu. Kita tidak bisa hanya berdiam diri untuk menunggu inspirasi itu datang. Salah satu cara menyapa Inspirasi itu dengan membaca. Baik itu membaca di media cetak ataupun media elektronik. Dengan membaca kita seakan membuka jendela dunia, menambah wawasan kita, dan membuat kita berimajinasi karena daya persuasif dari bacaan yang kita baca.



Selanjutnya inspirasi dapat kita sapa dengan aksi, karena kadang kala das sollen tidak sejalan dengan das sein. Sehingga membaca saja tidak cukup tanpa kita mengetahui dan merasakan bagaimana situasi di dunia nyata. Dengan aksi kita tahu, dengan aksi kita merasakan, dengan aksi kita mendapatkan pengalaman.



Well, mungkin msih bnyk cara lainnya untuk menyapa inspirasi. Untuk itu, mari kita sapa inspirasi. Jangan biarkan inspirasi itu hanya lewat di depan kita tanpa kita sadari. Jangan juga kita termasuk ke dalam orang-orang NATO yaa (not action talk only) hehehe



Sampai ketemu lagi di catatan selanjutnya ^_^



Selesai pada hari Rabu tanggal 16 april 2014 pukul 13.21